Gubernur Sumsel Alex Noerdin meluncurkan program kuliah gratis yang akan diselenggarakan mulai tahun ajaran ini. Program itu merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di Indonesia.
Acara peluncuran ini dihadiri Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, sejumlah bupati/wali kota, rektor perguruan tinggi, dan sekitar 3.500 pelajar SMA/SMK.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo dalam sambutannya melaporkan bahwa program kuliah gratis ini sudah dirancang pemprov sejak 2014.
"Latar belakang dimunculkannya program ini yakni studi kebutuhan Sumber Daya Manusia di Sumsel kini gencar membangun segala bidang," kata dia.
Atas dasar itu, pemprov mulai membuat perioritas jurusan program studi, penyusun peraturan gubernur, penyiapan anggaran, hingga membuat nota kesepahaman dengan perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri.
Sebelumnya, Sumsel telah menggratiskan biaya Pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA atau sederajat baik negeri atau swasta sejak 2008. Bahkan, khusus di Kabupaten Musi Banyuasin sudah dilakukan sejak 2002.
Kebijakan itu juga merupakan perwujudan janji Alex dan sang wakil Ishak Mekki saat kampanye dua tahun silam. Alex mengatakan, APBD yang dialokasikan sebesar Rp 50 miliar.
"Kami tidak menetapkan secara pasti berapa mahasiswa yang akan mendapatkan program kuliah gratis ini. Namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu. Ke depannya anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah," tutur Alex, Minggu (23/8).
Namun, ditetapkan 58 program studi dengan landasan utama berupa kebutuhan SDM, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan Jakabaring Sport City, Sumsel sebagai lumbung energi dan lumbung pangan, pusat penelitian perairan air tawar, pembangunan kebun raya dan monorel, dan pengembangan sektor perkebunan, perternakan dan pariwisata.
"Program ini dimaknai sebagai bantuan uang kuliah ke mahasiswa dari keluarga tidak mampu demi peningkatan kualitas SDM Sumsel," kata dia.
Pada tahun akademik 2015-2016 sebanyak 2.000 orang mahasiswa akan dibantu dalam program ink dengan disebar ke beberapa perguruan tinggi di dalam dan dua perguran tinggi luar negeri.
Namun, Pemprov Sumsel jua menerapkan tiga syarat. Yakni, calon mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk, serta bukan perokok aktif.
"Tidak ada alasan bagi masyarakat Sumsel untuk tidak sekolah dan mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi. Semua biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan akademis sudah disiapkan. Semua ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Sumsel," tutur Alex.
Pemprov Sumsel menggandeng Universitas di Korea Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program kuliah gratis tersebut.
Dari dalam negeri, Sumsel menggandeng Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta.
Program ini merupakan kelanjutan dari program sekolah gratis, dan menjadi yang pertama di Indonesia. Semoga melalui program ini Sumsel tidak hanya unggul dalam pembangunan fisik tapi juga pembangunan SDM. Mudah-mudahan daerah lain menyusul
Sumber: jpnn.com dan antaranews.com/